AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan
seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis
terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi
dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.
Adapun kelima mata rantai atau subsistem
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi
Sub sistem penyediaan sarana produksi
menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari
sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau
input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat
mutu dan tepat produk.
b. Subsistem Usahatani atau proses produksi
Sub sistem ini mencakup kegiatan
pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer
pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi,
komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi
primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable
(lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan
cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya
alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang
berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer
yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian
ekonomi terbuka
c. Subsistem Agroindustri/pengolahan
hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya
aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan
kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat
pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah)
dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan,
pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
d. Subsistem Pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran
hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar
dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
e. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang
kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi :
Sarana Tataniaga
Perbankan/perkreditan
Penyuluhan Agribisnis
Kelompok tani
Infrastruktur agribisnis
Koperasi Agribisnis
BUMN
Swasta
Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan dan Pelatihan
Transportasi
Kebijakan Pemerintah
STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS
1. Pembangunan Agribisnis merupakan
pembangunan industri dan pertanian serta jasa yang dilakukan sekaligus,
dilakukan secara simultan dan harmonis. Hal ini dapat diartikan bahwa
perkembangan pertanian, industri dan jasa harus saling berkesinambungan dan
tidak berjalan sendiri-sendiri. Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri
pengolahan (Agroindustri) berkembang di Indonesia, tapi bahan bakunya dari impor
dan tidak (kurang) menggunakan bahan baku yang dihasilkan pertanian dalam negeri. Dipihak lain, peningkatan produksi pertanian tidak
diikuti oleh perkembangan industri pengolahan ( Membangun industri berbasis
sumberdaya domestik/lokal). Sehingga perlu pengembangan Agribisnis Vertikal.
2. Membangun Agribisnis adalah membangun
keunggulan bersaing diatas keunggulan komparatif yaitu melalui transformasi pembangunan
kepada pembangunan yang digerakkan oleh modal dan selanjutnya digerakkan oleh
inovasi. Sehingga melalui membangun agribisnis akan mampu mentransformasikan
perekonomian Indonesia dari berbasis pertanian dengan produk utama (Natural resources and
unskill labor intensive) kepada perekonomian berbasis industri dengan produk
utama bersifat Capital and skill Labor Intesif dan kepada perekonomian berbasis
inovasi dengan produk utama bersifat Innovation and skill labor intensive.
Dalam arti bahwa membangun daya saing produk agribisnis melalui transformasi
keunggulan komparatif menjadi keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:
Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan,
agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman
industri pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara
internasional, sehingga pada tahap ini produk akhir yang dihasilkan sistem
agribisnis didominasi oleh produk-produk lanjutan atau bersifat capital and
skill labor intensive.
Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan
oleh kekuatan inovasi. Pada tahap ini peranan Litbang menjadi sangat penting
dan menjadi penggerak utama sistem agribisnis secara keseluruhan. Dengan
demikian produk utama dari sistem agribisnis pada tahap ini merupakan produk
bersifat Technology intensive and knowledge based.
Perlu orientasi baru dalam pengelolaan
sistem agribisnis yang selama ini hanya pada peningkatan produksi harus diubah
pada peningkatan nilai tambah sesuai dengan permintaan pasar serta harus selalu
mampu merespon perubahan selera konsumen secara efisien..
3. Menggerakkan kelima subsistem agribisnis
secara simultan, serentak dan harmonis. Oleh karena itu untuk menggerakkan
Sistem agribisnis perlu dukungan semua pihak yang berkaitan dengan agribisnis/
pelaku-pelaku agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, BUMN dan swasta serta
perlu seorang Dirigent yang mengkoordinasi keharmonisan Sistem Agribisnis.
4. Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading
Sector. Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik
langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian.
Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun
kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri.
Sedangkan keterkaitan tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang
menyediakan bahan baku(input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia,
bahan kemasan, dll. Dalam mengembangkan agroindustri, tidak akan berhasil tanpa
didukung oleh agroindustri penunjang lain seperti industri pupuk, industri
pestisida, industri bibit/benih, industri pengadaan alat-alat produksi
pertanian dan pengolahan agroindustri seperti industri mesin perontok dan
industri mesin pengolah lain. Dikatakan Agroindustri sebagai A Leading Sector apabila memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki pangsa yang besar dalam
perekonomian secara keseluruhan sehingga kemajuan yang dicapai dapat menarik
pertumbuhan perekonomian secara total.
b. Memiliki pertumbuhan dan nilai tambah
yang relatif tinggi.
c. Memiliki keterkaitan ke depan dan ke
belakang yang cukup besar sehingga mampu menarik pertumbuhan banyak sektor
lain.
d. Keragaan dan Performanya berbasis
sumberdaya domestik sehingga efektif dalam membangun daerah serta kuat dan
fleksibel terhadap guncangan eksternal.
e. Tingginya elastisitas harga untuk
permintaan dan penawaran.
f. Elastisitas Pendapatan untuk permintaan
yang relatif besar
g. Angka pengganda pendapatan dan kesempatan
kerja yang relatif besar
h. Kemampuan menyerap bahan baku domestik
i. Kemampuan memberikan sumbangan input yang
besar.
5. Membangun Sistem agribisnis melalui
pengembangan Industri Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai
terpenting dalam pembentukan atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk agribisnis
seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai (ukuran,
penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keamanan dari produk
bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu pestisida, kandungan racun
juga ditentukan pada industri perbenihan. Untuk membangun industri perbenihan
diperlukan suatu rencana strategis pengembangan industri perbenihan nasional.
Oleh karena itu pemda perlu mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial)
berdasar komoditas unggulan masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat
dikembangkan menjadi industri perbenihan modern. Pada tahap berikutnya
daerah-daerah yang memiliki kesamaan agroklimat dapat mengembangkan jenjang
benih yang lebih tinggi seperti jenjang benih induk,
6. Dukungan Industri Agro-otomotif dalam
pengembangan sistem agribisnis.
Dalam rangka memodernisasi agribisnis
daerah, perlu pengembangan banyak jenis dan ragam produk industri agro-otomotif
untuk kepentingan setiap sub sistem agribisnis. Untuk kondisi di Indonesia yang permasalahannya adalah skala
pengusahaan yang relatif kecil, tidak ekonomis bila seorang petani memiliki
produk agro-otomotif karena harganya terlalu mahal. Oleh karena itu perlu
adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani atau perusahaan
agro-otomotif itu sendiri.
Dukungan Industri Pupuk dalam
pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri
pupuk perlu mengembangkan sistem Networking baik vertikal(dari hulu ke hilir)
maupun Horisontal (sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan
penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah
perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah. Oleh karena
perusahaan-perusahaan pupuk harus dibiarkan secara mandiri sesuai dengan bisnis
intinya dan bersaing satu sama lain dalam mengembangkan usahanya. Sehingga
terjadi harmonisasi integrasi dalam sistem agribisnis. Serta perlu dikembangkan
pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal yang selama ini dikembangkan.
7. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui
Reposisi Koperasi Agribisnis.
Perlu adanya perubahan fungsi/paradigma
Koperasi Agribisnis, yaitu untuk:
a. Meningkatkan kekuatan debut-tawar
(bargaining position) para anggotanya.
b. Meningkatkan daya saing harga melalui
pencapaian skala usaha yang lebih optimal.
c. Menyediakan produk atau jasa, yang jika
tanpa koperasi tidak akan tersedia.
d. Meningkatkan peluang pasar
e. Memperbaiki mutu produk dan jasa
f. Meningkatkan pendapatan
g. Menjadi Wahana Pengembangan ekonomi
rakyat
h. Menjadikan koperasi sebagai Community
based organization, keterkaitan koperasi dengan anggota dan masyarakat sekitar
merupakan hal yang paling esensial dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
i. Melakukan kegiatan usaha yang sejalan
dengan perkembangan kegiatan ekonomi anggota.
j. Perlu mereformasi diri agar lebih fokus
pada kegiatan usahanya terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan
kegiatan usahanya sebagai koperasi agribisnis. Perlu kegiatan-kegiatan usaha
yang mendukung distribusi, pemasaran dan agroindustri berbasis sumberdaya lokal
serta perlu melakukan promosi untuk memperoleh citra positif layaknya sebuah
koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau Koperasi Agroindustri atau
Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan usaha mulai dari hulu sampai ke
hilir.
8. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui
pengembangan sistem informasi agribisnis. Dalam membangun sistem informasi
agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah informasi
produksi, informasi proses, distribusi, dan informasi pengolahan serta informasi
pasar.
9. Tahapan pembangunan cluster Industri
Agribisnis.
Tahapan pembangunan sistem agribisnis di Indonesia:
a. Tahap kelimpahan faktor produksi yaitu
Sumberdaya Alam dan Tenaga Kerja tidak terdidik. Serta dari sisi produk akhir,
sebagian besar masih menghasilkan produk primer. Perekonomian berbasis pada
pertanian.
b. Akan digerakkan oleh kekuatan Investasi
melalui percepatan pembangunan dan pendalaman industri pengolahan serta
industri hulu pada setiap kelompok agribisnis. Tahap ini akan menghasilkan
produk akhir yang didominasi padat modal dan tenaga kerja terdidik, sehingga
selain menambah nilai tambah juga pangsa pasar internasional. Perekonomian
berbasis industri pada agribisnis.
c. Tahap pembangunan sistem agribisnis yang
didorong inovasi melalui kemajuan teknologi serta peningkatan Sumberdaya
manusia.Tahap ini dicirikan kemajuan Litbang pada setiap sub sistem agribisnis
sehingga teknologi mengikuti pasar. Perekonomian akan beralih dari berbasis
Modal ke perekonomian berbasis Teknologi.
10. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis
dalam otonomi daerah
Pembangunan Ekonomi
Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri berbasis Sumberdaya lokal.
Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap daerah.
11. Dukungan perbankan dalam pengembangan
sistem agribisnis di daerah.
Untuk membangun agribisnis di daerah,
peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan memegang peranan penting.
Ketersediaan skim pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju
mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya
alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm
agribisnis. Selama 30 tahun terakhir, keluaran kredit pada on farm agribisnis
di daerah hanya kurang dari 20 % dari total kredit perbankan. Padahal sekitar
60 % dari penduduk Indonesia menggantungkan kehidupan ekonominya pada on farm agribisnis.
Kecilnya alokasi kredit juga disebabkan dan diperparah oleh sistem perbankan
yang bersifat Branch Banking System. Sistem Perbankan yang demikian selama ini,
perencanaan skim perkreditan (jenis, besaran, syarat-syarat) ditentukan oleh
Pusat bank yang bersangkutan/sifatnya sentralistis, yang biasanya menggunakan
standart sektor non agribisnis, sehingga tabungan yang berhasil dihimpun didaerah,
akan disetorkan ke pusat, yang nantinya tidak akan kembali ke daerah lagi. Oleh karena itu perlunya reorientasi
Perbankan, yaitu dengan merubah sistem perbankan menjadi sistem Unit Banking
system (UBS), yakni perencanaan skim perkreditan didasarkan pada karakteristik
ekonomi lokal. Kebutuhan kredit antara subsistem agribisnis berbeda serta
perbedaan juga terjadi pada setiap usaha dan komoditas. Prasyarat agunan kredit juga disesuaikan.
Disamping agunan lahan atau barang modal lainnya, juga bisa penggunaan
Warehouse Receipt System (WRS) dapat dijadikan alternatif agunan pada petani.
.WRS adalah suatu sistem penjaminan dan transaksi atas surat tanda bukti (Warehouse Receipt).
12. Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi
sangat penting peranannya terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi
konsumen terus mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai
mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar
(konsumen). Sehingga dengan berubahnya paradigma tersebut, maka pengetahuan
yang lengkap dan rinci tentang preferensi konsumen pada setiap wilayah, negara,
bahkan etnis dalam suatu negara, menjadi sangat penting untuk segmentasi pasar
dalam upaya memperluas pasar produk-produk agribisnis yang dihasilkan. Selain
itu diperlukan juga pemetaan pasar (market mapping) yang didasarkan preferensi
konsumen, yang selanjutnya digunakan untuk pemetaan produk (product mapping)..
Selain itu juga bisa dikembangkan strategi pemasaran modern seperti strategi
aliansi antar produsen, aliansi produsen-konsumen, yang didasarkan pada kajian
mendalam dari segi kekuatan dan kelemahan.
13. Pengembangan sumberdaya agribisnis. Dalam
pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan
pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan
pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM)
Agribisnis sebagai aktor pengembangan agribisnis. Dalam pengembangan teknologi,
yang perlu dikembangkan adalah pengembangan teknologi aspek: Bioteknologi,
teknologi Ekofarming, teknologi proses, teknologi produk dan teknologi
Informasi. Sehingga peran Litbang sangatlah penting. Untuk mendukung pengembangan
jaringan litbang diperlukan pengembangan sistem teknologi informasi yang
berperan mengkomunikasikan informasi pasar, mengefektifkan arus informasi antar
komponen jaringan, mengkomunikasikan hasil-hasil litbang kepada pengguna
langsung dan mengkomunikasikan konsep dan atribut produk agribisnis kepada
konsumen. Dalam pengembangan SDM Agribisnis perlu menuntut kerjasama tim (team
work) SDM Agribisnis yang harmonis mulai dari SDM Agribisnis pelaku langsung
dan SDM Agribisnis pendukung sektor agribisnis.
14. Penataan dan pengembangan struktur
Agribisnis. Struktur agribisnis yang tersekat-sekat telah menciptakan masalah
transisi dan margin ganda. Oleh karena itu penataan dan pengembangan struktur
agribisnis nasional diarahkan pada dua sasaran pokok yaitu:
a. Mengembangkan struktur agribisnis yang
terintegrasi secara vertikal mengikuti suatu aliran produk (Product Line)
sehingga subsektor agribisnis hulu, subsektor agribisnis pertanian primer dan
subsektor agribisnis hilir berada dalam suatu keputusan manajemen.
b. Mengembangkan organisasi bisnis (ekonomi)
petani/koperasi agribisnis yang menangangani seluruh kegiatan mulai dari
subsistem agribisnis hulu sampai dengan subsistem agribisnis hilir, agar dapat
merebut nilai tambah yang ada pada subsistem agribisnis hulu dan subsistem
agribisnis hilir.
Dalam penataan tersebut, ada 3 bentuk :
1. Pengembangan koperasi agribisnis dimana
petani tetap pada subsektor agribisnis usahatani, sementara kegiatan subsektor
agribisnis hulu dan hilir ditangani koperasi agribisnis milik petani.
2. Pengembangan Agribisnis Integrasi
Vertikal dengan pola usaha patungan (Joint Venture). Pada bentuk ini pelaku
ekonomi pada subsektor hulu, primer dan hilir yang selama ini dikerjakan
sendiri-sendiri harus dikembangkan dalam perusahaan agribisnis bersama yang
dikelola oleh orang-orang profesional.
3. Pengembangan Agribisnis Integratif
Vertikal dengan pola pemilikan Tunggal/Grup/Publik, yang pembagian
keuntungannya didasarkan pada pemilikan saham
15. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor
Agribisnis. Perlu perubahan orientasi lokasi agroindustri dari orientasi
pusat-pusat konsumen ke orientasi sentra produksi bahan baku, dalam hal ini untuk mengurangi
biaya transportasi dan resiko kerusakan selama pengangkutan. Oleh karena itu
perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas unggulan
yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi
perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi. Serta berdasar Keunggulan
komparatif wilayah. Perencanaan dan penataan perlu dilakukan secara nasional
sehingga akan terlihat dan terpantau keunggulan setiap propinsi dalam
menerapkan komoditas agribisnis unggulan yang dilihat secara
nasional/kantong-kantong komoditas agribisnis unggulan, yang titik akhirnya
terbentuk suatu pengembangan kawasan agribisnis komoditas tertentu.
16. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.
Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan
Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan
udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan
lain-lain.
17. Kebijaksanaan terpadu pengembangan
agribisnis. Ada beberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan
agribisnis.
a. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan
produktivitas ditingkat perusahaan.
b. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk
mengembangkan seluruh kegiatan usaha sejenis.
c. Kebijaksanaan pada tingkat sistem
agribisnisyang mengatur keterkaitan antara beberapa sektor.
d. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur
seluruh kegiatan perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap agribisnis.
Beberapa kebijaksanaan operasional untuk
mengatasi masalah danmengembangkan potensi, antara lain:
1. Mengembangkan forum komunikasi yang dapat
mengkoordinasikan pelaku-pelaku kegiatan agribisnis dengan penentu-penentu
kegiatan agribisnis dengan penentu-penentu kebijaksanaan yang dapat
mempengaruhi sistem agribisnis keseluruhan, atau subsistem didalam agribisnis.
2. Forum tersebut terdiri dari perwakilan
departemen terkait.
3. Mengembangkan dan menguatkan asosiasi
pengusaha agribisnis.
4. Mengembangkan kegiatan masing-masing
subsistem agribisnis untuk meningkatkan produktivitas melalui litbang teknologi untuk mendorong
pasar domestik dan internasional.
18. Pengembangan agribisnis berskala kecil. Ada 3 kebijaksanaan yang harus dilakukan
adalah:
a. Farming Reorganization
Reorganisasi jenis kegiatan usaha yang
produktif dan diversifikasi usaha yang menyertakan komoditas yang bernilai
tinggi serta reorganisasi manajemen usahatani. Dalam hal ini disebabkan karena
keterbatasan lahan yang rata-rata kepemilikan hanya 0,1 Ha.
b. Small-scale Industrial Modernization
Modernisasi teknologi, modernisasi
sistem, organisasi dan manajemen, serta modernisasi dalam pola hubungan dan orientasi
pasar.
c. Services Rasionalization
Pengembangan layanan agribisnis dengan
rasionalisasi lembaga penunjang kegiatan agribisnis untuk menuju pada efisiensi
dan daya saing lembaga tersebut. Terutama adalah lembaga keuangan pedesaan,
lembaga litbang khususnya penyuluhan.
19. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk
mendukung pengembangan agribisnis dan ekonomi pedesaan. Dalam era Agribisnis, aktor utama
pembangunan agribisnis dan aktor pendukung pembangunan agribisnis perlu ada
pembinaan kemampuan aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani
serta peningkatan wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran
penyuluhan pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena
itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan formal,
kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP yang selama ini
sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadi KLINIK KONSULTASI AGRIBISNIS
20. Pemberdayaan sektor agribisnis sebagai
upaya penaggulangan krisis pangan dan Devisa. Perlu langkah-langkah reformasi dalam
memberdayakan sektor agribisnis nasional, yaitu:
a. Reformasi strategi dan kebijakan
industrialisasi dari industri canggih kepada industri agribisnis domestik.
b. Kebijakan penganekaragaman pola konsumsi berdasar
nilai kelangkaan bahan pangan.
c. Reformasi pengelolaan agribisnis yang
integratif, yaitu melalui satu Departemen yaitu DEPARTEMEN AGRIBISNIS
d. Pengembangan agribisnis yang integrasi
vertikal dari hulu sampai hilir melalui koperasi agribisnis.
mahasiswa stpp magelang jurluhtan yogyakartaangkatan 2015/2016
Saya merasa senang bisa bekerja sama dengan Tn. Pedro selama beberapa tahun sebagai mitra bisnis. Selama Pedro dan tim perusahaan pinjamannya bertugas sebagai Perwakilan Hipotek untuk rumah saya dan juga untuk pembiayaan bisnis saya, dia membantu saya melunasi pinjaman yang sangat membantu saya dalam bisnis saya saat ini. Kami secara konsisten jauh melampaui target kami dan ini hanya dapat dikaitkan dengan kerja keras Tn. Pedro. Saya menghargai kerja keras Anda dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim Anda karena telah membantu saya dengan pinjaman untuk mengembangkan bisnis saya. Jika Anda mencari pinjaman dalam bentuk apa pun, hubungi Tn. Pedro di...pedroloanss@gmail.com
BalasHapusWhatsapp +393510140339 Tn. Pedro adalah petugas pinjaman yang jujur yang bekerja dengan sejumlah besar investor yang bersedia membiayai proyek apa pun.
Untungnya, seiring berjalannya waktu, hubungan kami tumbuh lebih dari sekadar pekerjaan dan saya masih senang menyebutnya sebagai teman yang dapat dipercaya.